Supporting Units



Statistic


Perkembangan teknologi membuat teknologi pembelajaran berubah. Penggunaan teknologi menjadi sebuah keniscayaan. Hampir semua pembelajaran menggunakan teknologi. Bahkan seseorang dapat belajar, mendapatkan ilmu tanpa harus berada di sebuah kelas. Mereka dapat belajar tanpa harus bertemu dengan pengajar. Mereka dapat belajar mandiri melalui teknologi internet yang dapat mereka jangkau. Hampir semua pembelajaran dapat dilakukan secara daring (online).

Tetapi TIDAK dengan pembelajaran bahasa, dalam hal ini Bahasa Inggris. Pembelajaran Bahasa Inggris menuntut adanya tatap muka untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Maksimal di sini artinya pembelajaran bahasa menghasilkan mahasiswa yang lancar berbicara dan menulis Bahasa Inggris. Bukan secara ‘bisa-bisaan’ berbicara atau menulis. 

Di sinilah pentingnya peran pembelajaran dengan tatap muka. Di dalam pembelajaran tatap muka, mahasiswa dihadapkan pada manusia lain. Mereka dapat berpraktik berbicara secara langsung, merasakan bagaimana lawan bicara mereka bereaksi terhadap ucapan yang dia lontarkan. Reaksi alami inilah yang mendukung lancarnya komunikasi. Hal ini tidak dapat ditemukan dalam pembelajaran online, karena mereka seakan hanya berbicara dengan komputer atau telepon genggam mereka. 

Reaksi alami ini juga memicu mahasiswa untuk berkembang dalam eksposur bahasa, terutama dalam hal penggunaan kata-kata atau kalimat yang tepat dalam situasi dan kondisi yang alami. Meskipun pembelajarannya disetting, suatu reaksi alami lawan bicara selalu membuat pembicara menjadi menyadari posisinya, menyadari adanya kesalahan, atau malah mendapatkan support untuk melanjutkan perkataannya. 

Itulah mengapa pembelajaran Bahasa Inggris harus dengan tatap muka. Dan itu yang dilaksanakan di STBA LIA Yogyakarta. Kami memulai kegiatan pembelajaran dengan tatap muka mulai tanggal 4 April 2022.